Azab seorang Pedagang Jail


Bagi para pedagang sayuran di pasar tradisional yang hobi banget jailin orang berbelanja, berhati – hatilah dengan salah satu kejadian yang telah menimpa Tatang, salah satu pedagang kacang sayur berikut ini.
Hampir sepuluh tahun lebih, Tatang ( 32 taon ), penduduk asli salah satu desa kecil di kota Garut berprofesi sebagai pedagang kacang merah/ kacang sayur di sebuah pasar tradisional, sudah menjadi agenda rutinnya, tepat di jam dua dini hari, dia mesti turun gunung buat jualin hasil kebunnya itu.

Dan sudah seperti agenda hariannya juga, di pagi hari sampai siang, dia rutin jailin cewe – cewe yang berbelanja ato sekedar lewat di depan dagangan dia, yah hobinya dari dulu selalu lemparin satu ato dua biji kacang dagangannya ke pantat cewe, alhasil cewe – cewe pada emosi, pada manyun, dan tidak sedikit pada nyumpahin dan namparin dia, tapi dasar Tatang, ga ada kapok – kapoknya dia ngelakuin hobinya itu, bahkan katanya semakin cewe itu marah, maka semakin dia suka, bahkan dia sampai ngitungin berapa banyak cewe yang jadi korbannya itu, gak ada sedikitpun rasa sakit hati di benak si Tatang, ketika para cewe pada nyumpahin dan memaki – maki dia, yang ada hari – harinya itu selalu dia isi dengan ketawa dan ketawa.

Hingga suatu hari…. Hari yang naas bagi Tatang…

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, dagangan Tatang dari hari kehari kian ga laku, orang cenderung beli ke pedagang lain karena ga tahan sama ulahnya itu, tapi NO PROBLEMO bagi Tatang, biarpun dagangannya ga laku sekalipun, toh kepuasan batin jailin orang, buat dia adalah rejeki yang terlalu amat berharga.

Korban Tatang kali itu baru 29 orang, dengan wajah berseri – seri habis di tempeleng cewe, dengan asiknya dia melahap sepiring somay di balik nyiru ( nampan ) dagangannya.
Tampak kekecewaan yang tergambar di wajahnya, udah seminggu ini dia hanya dapat korban kurang dari lima puluh jiwa, padahal sebelumnya dia kebanjiran korban, dengan harap – harap cemas dia menunggu cewe yang lewat, setelah satu jam lebih, calon korbanpun tampak menuju ke arahnya, dua orang cewe berparas cantik tampak celingukan ke tiap dagangan yang di laluinya, dengan wajah sumringahnya dan dua biji kacang di tangannya Tatang mulai siaga.
Instingnya cukup tajam, kini dua orang cewe tersebut tepat melintas di depan Tatang, dan 1..2..3.. pluk! Dua biji kacang cukup keras menghantam pantat si cewe berambut ikal, dengan terbahak – bahak, dan terpingkal – pingkal si Tatang bangkit dari duduknya, sambil jingkrak – jingkrak dia seakan puas atas apa yang barusan dilakuinnya, sang cewe hanya memandang tajam ke arahnya dan berlalu entah kemana.
Selang dua jam…

Dua cewe tadi keliahatan hendak menuju ke arah Tatang, kembali Tatang siaga, dikiranya dua cewe tersebut adalah cewe lugu, secara tadi itu mereka tidak menghardiknya ato menamparnya, dan tepat melintas di depan Tatang kembali, 1..2…3…Pluk ! Tatang kembali ngelakuin tembakan tepat di pantat sang cewe, tapi kali ini, tanpa di duga sang cewe menembakkan satu kelapa kecil ke mulut Tatang, hingga gigi depannya kontan berguguran, sedang cewe yang satunya lagi menampar pipi Tatang pake ikan mas besar, plok! Terdengar suara tamparan yang begitu keras, pipi tatang yang beradu dengan body ikan mas membuat pipinya langsung memar, puas dengan aksi balas dendamnya, sang cewe langsung meluncur keluar pasar, aneh bin ajaib, meskipun giginya udah rontok beberapa biji, ga ada rasa sakitpun yang dia rasakan, mungkin dia punya ilmu kebal kali yah? seperti gak terjadi apa – apa sang Tatang tertawa kembali sembari duduk, hingga seorang ibu – ibu berjilbab menghampirinya guna membeli kacang si Tatang, dengan santainya si Tatang memasukan kacangnya ke dalam plastik yang akan dia timbang, dengan mata celingukan nyari korban lagi.

Si ibu : “ Jang, itu apa? Kok kacang warnanya putih?”
Tatang melirik ke plastik :” Akh, paling anaknya kacang “
Si ibu tampak keheranan : “ coba ibu lihat” si ibu mengambil plastik dari tangan Tatang dan meneliti ke isinya itu “.
Si ibu : “ ih… ini mah huntu (gigi ) atuh jang, ada darahnya lagi, ga jadi ah… jorok banget, jijay tau !!“ si ibu langsung pergi ninggalin tatang yang terbengong – bengong.
Dengan keheranan, si Tatang meneliti gigi yang berserakan di atas tumpukan kacang, mungkin rasa sakitnya mulai timbul, dengan paniknya dia mungutin giginya satu – satu sambil berteriak “ waduh, gimana nih? alahhh…emaaak..” dan terdengar seruan dari pedagang seberang “ Tang, pake lem aja di tempelin lagi” dan ditengah kepanikannya itu, muncul beberapa orang cewe ke arahnya, yang tidak lain dan tidak bukan mereka yang pernah jadi korban si Tatang, belum juga lukanya kering, kini ditambah tamparan dari biji kedondong di pipinya, satu bogem mentah dari satu biji duren mendarat di pantatnya, belum mulutnya di masukin jagung hingga keluar popcorn dari pantatnya ( ngga denk, yang ini boongan ), lengkaplah sudah penderitaan Tatang, tamparan dan bogem dari wajah sampai pantatnya gak lolos dari sasaran, hingga akhirnya dia roboh menimpa kacang dagangannya hingga kacang tersebut tumpah ruah menutupi badannya.
“ Emaaakk… ini Tatang mak…” dengan diantar beberapa temannya dia dipulangkan kerumahnya dengan luka lebam dimana – mana, bola matanya berputar – putar membentuk gambar obat nyamuk batangan, di atas kepalanya dikelilingi anak bebek yang berputar – putar.
Dan kini apa jadinya ? Tatang di tinggal gadis yang dicintainya, karena giginya ompong semua, pipinya menonjol sebelah, pantatnya besar sebelah, mulutnya maju kedepan.
Dan tanpa disangka dan tanpa diduga, cewe terakhir yang jadi korban kejailan tatang, adalah korban yang ke 32, sesuai dengan umur dia taon itu, wah…
Segeralah insaf wahai tukang jail, sebelum azab menghampirimu…

Cerita : Oleh Sakura