Sepatu dan Tas Buaya


buaya 2

Ijah, sudah lama mengidam – idamkan sepatu  dan tas  dari kulit buaya,   pergilah dia ke suatu toko sepatu yang paling elit di kotanya itu.

Setelah menemukan tas dan sepatu yang dia rasa cocok, dia pun langsung bertanya soal harganya ke seorang pramuniaga toko

Ijah : “ Mbak, tas ini berapa  harganya ?”

Pramuniaga : “ Itu lima juta mbak…

Ijah ( dengan bola matanya yang berputar-putar) : “ Ooww…”

Ijah ( sambil menunjukkan sepatu ) :” kalo yang ini berapa mbak ?”

Pramuniaga : “ itu dua juta lima ratus mbak…”

Ijah : “ Hah? mahal banget ? masa sepatu dan tas kecil kaya gini harganya segitu ?”

Pramuniaga :” beneran segitu kok Mbak…”

Ijah :” Akh, boong ! hey Mbak, kalo mau ngambil untung jangan gede kaya gini dong..”

Pramuniaga : “ hey Mbak ! kalo pengen murah, nangkap buaya sendiri aja sana…”

Sang mpunya toko yang memperhatikan Ijah sedari tadi mendadak turun ke TKP, tempat Ijah dan pramuniaga bersitegang.

Sang pemilik toko : “ Siang Mbak, apa ada masalah ?”

Ijah : “ hey Bu, tas sama sepatu ini emang benar harganya segini ?”

Sang pemilik toko : “ benar Mbak,  karena ini dari buaya asli, toko kami memang hanya menyediakan produk dari  buaya asli Afrika sana, karena kualitasnya di jamin bagus “

Ijah : “ Sialan ! mahal bener ! di emperan sana cepe juga dapet !”

Sang pemilik toko yang mulai emosi “ ini buaya asli Afrika, tau !! kalo pengen murah ya nangkap aja buayanya sendiri ….”

Merasa dapat inspirasi dari perkataan sang pramuniaga dan pemilik toko tadi, akhirnya Ijah memutuskan untuk pergi ke Afrika memburu buaya- buaya disana lengkap dengan berbagai jenis senapannya.

Tiba di sebuah sungai yang lumayan besar, Ijah langsung turun ke tengah sungai, dan mulai membidik buaya yang ukurannya jumbo.

Tanpa di duga Ijah, penduduk asli tanah Afrika sedang mengamatinya dari  balik semak – semak, mereka mengagumi akan ketangguhan Ijah yang berhasil melumpuhkan puluhan buaya yang di tumpuk di tepi sungai.

Dengan ekspresi kesalnya, Ijah menarik kepala buaya yang baru dia lumpuhkan dan mengangkatnya tinggi-tinggi “ sialan ! buaya yang ini juga gak pake sepatu sama tas ! duh aduh…. Gimana nih, udah puluhan buaya gini, ga ada satu pun yang pake sepatu dan tas, kok si pemilik toko kemaren bisa dapat yah ? auk akh, gelap…”