Telor Asin Melayu


Datuk Jengki bersama istrinya, Makcik Ami, seorang pengusaha asal Melayu, hendak berlibur ke daerah Brebes, Jawa tengah, INDONESIA, mereka pun berangkat dengan misi yang terselubung di otaknya alias berlibur sembari nyari inspirasi buat bisnis mereka kelak.

Ketika mereka singgah di toko yang menyediakan buah tangan alias oleh – oleh khas Brebes, mereka takjub melihat turis asing ngantri di sana, mereka pun penasaran akan apa yang di lihatnya itu, maka mereka memutuskan untuk menetap beberapa hari di Brebes.

Saking keheranan liat turis yang membanjiri kawasan pertokoan tersebut, tanpa di duga mereka melakukan penyelidikan dari pagi, siang, sore ,malam hari, sampai shubuh, mereka heran para turis yang datang dari segala penjuru dunia gak ada habisnya membanjiri kawasan tersebut, akhirnya mereka menemukan penyebab membengkaknya turis asing itu, selidik punya selidik, ternyata Telor Asin lah yang jadi daya pikat kota Brebes tersebut.

Maka, dengan sangat ramahnya, si pengusaha Melayu tersebut mendekati salah satu pemilik toko telor asin.
Pengusaha Melayu (PM) : “ Pak, bisa saya minta resep bikin telor asin bapak gak ?”
Sang pemilik telor asin (SPTA ) : “ Aduh, sorry yah, ini rahasia akyu..”

PM :” Ayo dong pak, kasih saya yah…yah…”

SPTA :” Anda dari mana ?”

PM : “ Dari Melayu, kita kan bersaudara, satu rumpun “

SPTA :” NO WAY!!”

PM : “ Ayo dong…kasih saya yah..yah…ato gimana kalo kita tukeran sama menara kembar Petruknas ? 89 tingkat lho…”

SPTA ( karena cinta mati sama INDONESIA ) : “ Sekali tidak, tetap tidak, sekali Indonesia, tetap Indonesia”

PM ( yang merasa sakit hati dan kesal ): “ Awas yah Pak, gue saingin lu di pasar dunia ! gue jamin pelanggan lu bakalan ngacir ke Melayu, tau !”

SPTA : “ Silakan aja Anda bikin sendiri, silakan anda rendam telor bebeknya di laut mati sana,biar rasanya maknyus, dan sekalian aja anda patenkan bahwa telor asinnya dari Negara Anda ”

Mendapat inspirasi dari perkataan si pengusaha telor asin tersebut, akhirnya si datuk dan istrinya pergi dengan hati riang gembiranya kembali ke Melayu, mereka pun langsung membangun proyek telor asin besar-besaran, pabrik yang megah pun di bangun, termasuk peternakan bebek yang besar se Asia Tenggara.
Dengan percaya dirinya, mereka mempersiapkan beberapa ton telor bebek guna di kirim ke laut mati, tak ketinggalan, mereka pun turut, akhirnya laut mati itupun penuh dengan rendaman telor bebek, dengan tersenyum- senyum sinis, mereka pun membayangkan akan menjadi milliarder sekelas Bill Gates.

Datuk : “ Istriku tersayang, di telor asinnya kita kasih cap apa? jangan kayak pengusaha Brebes sana ah, punya cap norak banget, cuma tulisan telor asin Brebes.
Istrinya : “ Tenang suamiku, kita akan kasi logo “ Visit Melayu Year “ bersama foto kita pake baju khas melayu “

Datuk : : Oke istriku, wah… gak kebayang yah, para turis ntar berdatangan kesini antri telur asin kita, ntar seluruh dunia pada tau bahwa telur asin, adalah milik Melayu”

Keduanya pun tertawa puas.

Promosi pun berlangsung megah, mereka gak tanggung – tanggung memasang iklan di setiap media asing di seluruh dunia, angkasa, dan akhirat, dengan waktu singkat, seluruh turis asing berduyun – duyun datang ke Melayu guna dapetin telor asin datuk Jengki.

Ternyata eh ternyata, dalam waktu dua hari, sebagian kawasan Melayu tenggelam oleh lautan pecahan telor asin, semua umat di dunia pada menembakkan telor asinnya ke wilayah Melayu, karena telor asinnya yang di dapat dari Datuk masih mentah dan berbau busuk, seluruh Alien juga turut menghujani wilayah tersebut dengan telor asin dari pesawat piring raksasanya, gak ketinggalan, beberapa roket dari Israel yang berisi telor asin pun di luncurkan, hingga tenggelamlah sebagian wilayahnya.
SPTA : “ Hahahahaha….rasain lu, mau untung, malah buntung, main rebut sih…”