Sol Sepatu Stiletto sang Model


images_009

Ceritanya waktu di pertengahan taun 2001, dihari yang cerah itu, setelah kuliah pagi udah beres di jam dua belas-an dan untuk menunggu jadwal praktek pada pukul tiga sore,  daripada tiga jam nunggu dikampus, kuputuskan untuk killing time dengan jalan dulu bersama Sohib ke Bandung Indah Plaza (BIP).

Jarak dari kampusku ke BIP cukup dekat, hanya sekitar beberapa menit dengan menaiki angkot trayek Ledeng-kelapa. Sebenarnya bisa saja kami berjalan kaki tetapi dengan resiko betis kami jadi segede gajah.

Angkot yang akan kami naiki berhenti didepan STBA, seorang gadis cantik bak seorang model yang mau go internasional, dengan anggunnya langsung naik dengan sangat teratur dan lidah menjulur-julur (model apa kadal..???nggak deng..) lalu duduk di kursi seberang aku, sesekali kuarahkan perhatianku kepadanya, batinku begitu sempurnanya si-model dengan body aduhai bohai ngalahin barongsai, wajah yang cantik lentik mirip itik, berambut hitam panjang lenjang kacang panjang, dan baju yang dikenakannya begitu modis..dis..dis..dis.., ditambah dengan sepatu stiletto putih bercorak bunga-bunga,.perfecto…!

Mungkin karena dia risih dengan semua mata yang meliriknya, dan tatapan cowox2 yang menelanjanginya, dengan wajah sinis dan sombongnya dia balas lirikannya kepada setiap orang dan  memalingkan mukanya ke arah kaca jendela..(nyari2 tukang batagor kali yah?)

Nampaknya penampilannya si-model bikin semua orang begitu terkagum-kagum, sampai seorang cowo berwajah Oriental memberanikan diri menyapanya,.

“Neng kuliah di STBA ya?” kata cowo tersebut,

Sang model hanya membalas dengan lirikan sinisnya sambil bernyanyi lagu dangdut jadul “Lirikan mataamuu mennariiik haatiiiku..”

Kembali sang Cowo bertanya dengan pertanyaan yang sama, kali ini Cewe tersebut ngasi respon dengan jawaban

“Kalo mau nanya, ngaca dulu dong…”, kata sang model.s

Wah…sebuah jawaban yang menurutku cukup bikin hati dongkol dan membuat cowo tersebut mati kutu, lalu keluar api yang diiringi asap dari kupingnya..

“Kiri-kiri!!” seru si cewe itu,

Ketika angkot berhenti di lampu merah di Wastukencana, dekat UNISBA, dan dengan angkuhnya diapun segera turun, semua mata penghuni angkot mengarah padanya, termasuk aku.

Gak ada yang janggal waktu dia turun sampai menginjakkan kakinya di aspal jalan, cuma sekilas kulihat jalannya rada-rada pincang dan dia langsung menepi ditrotoar dan meraih ponsel dari dalam tasnya, namun seorang ibu-ibu yang duduk di samping Sohibku secara tiba-tiba tertawa seraya memungut sesuatu dari lantai angkot, kamipun sontak ikut tertawa ketika si ibu tadi mengacungkan sebuah sol sepatu lengkap dengan highheelsnya, si ibu celingukan keluar jendela dan pandangan matanya berhenti mengarah sama gadis tadi yang dilihatnya lagi nelpon, secara spontan si ibu teriak lewat jendela

“Neng, ini sol nya copot sebelah…”

Kulihat ekspresi si-model itu begitu panik namun tetap berusaha cool, jaga image dan pura-pura tidak mendengar teriakan si ibu…

Kulihat Traffic Light menyala hijau, sang supir pun oper gigi 2 dan mulai melajukan mobilnya dengan pelan dan berhenti tepat di pinggir sebuah trotoar yang ga jauh dari trotoar tempat cewe tadi berdiri.

“Bu, biar dititipin aja sama orang lewat”  kata cowo Oriental yang tadi ‘dizalimi’ si-model.

“Neng, maaf yah, bisa minta tolong kasiin ini ke si neng yang itu…” pinta si ibu dari jendela angkot tatkala tiga orang cewe melintas, seraya menyerahkan sol sepatu tersebut dan menunjuk ke arah si-model.

Mungkin saking malunya sampai-sampai si-model ambil ancang-ancang untuk mempraktekan ilmu ngebor tanah dan sembunyi didalamnya. Ilmu ngebor yang telah diajarin Inul Darahnista di tempatnya menuntut ilmu Modeling di negara tetangga yaitu Singaparna. Percuma dong ga bisa ngadepin masalah ginian setelah diajarin guru-gurunya seperti Julia Perek, Aurat Kasih, Venna Melucu, serta Annisa Gahar!!!!